Gratis Kok Terus Terus!!!

Sekarang ini sudah tidak adanya yang namanya gratis. Program gratis Buy 2 Get 1 telah habis masa berlakunya. Masa sudah di kasih dua kali dua kali program Buy 2 Get 1 kali masih kurang, yang pertama Buy 2 Get 1 untuk meningkatkan Alexa Rank, terus yang kedua barusan juga kemaren. Mana ada sekarang ini yang namanya gratisan, Cuman stempel, label, plakat atau tulisannya saja yang gratis, kalau ngga percaya .....

lembaga pemasyarakatan (LP), Rumah Tahanan (Rutan) atau Penjara ataupun kita sebut lebih elite lagi yaitu Hotel Prodeo yang seharusnya gratis, tapi kenyataannya masih tetap harus bayar.

Mari kita tanyakan kepada orang-orang yang terkena Inpeksi Mendadak dari Satuan Tugas Pemberantasan Mafia Hukum yang baru dibuat oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Rumah Tahanan (Rutan) Pondok Bambu Jakarta.

Berapa besar Alyn alias Artalyta Suryani tahanan kasus suap terhadap jaksa Urip Tri Gunawan untuk mendapatkan ruang tahanan atau kamar khusus di Rutan Pondok bambu dengan ukuran yang luas dan fasilitas mewah layaknya hotel bintang dilengkapi dengan AC pendingin, tempat tidur kulit, sofa, meja kerja, dan bufet lengkap dengan Televisi layar datar.

Sedangkan kamar Lien Marita alias Aling, tahanan kasus narkoba, juga terbilang mewah. Fasilitas yang ada di kamar tersebut, antara lain tempat tidur spring bed, televisi plasma merek LG 21 inci, dan kamar mandi pribadi, serta ruang karaoke khusus yang mewah.

Sedangkan bagi yang tidak punya uang, cukup di ruang tahanan yang penuh sesak dan tidur beralaskan apa adaya. Tapi mereka juga tidak luput dari biaya-biaya lain seperti isi surat salah satu tahanan yang diberikan kepada para wartawan ketika meliput di Rutan Pondok Bambu melalui saudaranya (surya.co.id) yang berisi :

1. Para petugas kamp yang amat sadis dan kejam selalu menghukum dengan memukul jika kami diketahui menggunakan Handphone (HP) dan dimasukkan ke dalam Selti (Sel Tikus; yang ruangannya sempit dan kotor) selama hampir 2 minggu. Lalu kami dimasukkan ke karantina kembali, dengan biaya Rp 1 juta hingga Rp 2 juta, jika kami ingin balik ke kamar sel yang semula.

2. Jika kami sehabis terima kunjungan dan mau masuk kamar sel kami, masing-masing kami dimintai uang masuk Rp 5.000 sampai Rp 10.000 per orang. Jadi, jika kami dikunjungi pagi dan malam, berarti per orang Rp 5.000-10.000 x 2.

3. Lalu dalam pengurusan Pembebasan Bersyarat (PB), Cuti Menjelang Bebas (CMB), Cuti Bersyarat (CB) di register, kami dimintai uang Rp 1 juta-Rp 3 juta per orang, yang setahu kami untuk pengurusan hal tersebut tidak ada biaya. Untuk pengurusan PB, CMB, dan CB, kami harus mengeluarkan dana, tapi masih harus menunggu sekalipun sudah lewat dari tanggal kepulangan yang sudah ditentukan sehingga remisi yang diberikan rutan secara formal tidak berlaku dengan alasan belum turun SK dari Dirjen. Padahal, kenyataannya setelah dicek oleh pihak keluarga, berkas tersebut masih dalam tumpukan sehingga kepulangan kami pun masih harus melalui proses yang panjang dan seharusnya itu hak napi yang memang diabaikan oleh instansi yang bersangkutan.

Ya itulah salah satu contoh kecil kasus yang berlabelkan, berplakat atau bertuliskan Gratis tidak dipungut biaya seperserpun, tapi dalam pelaksanaannya tidak demikian adanya. Tentunya masih banyak kasus-kasus lain terutama yang ada disekitar kita dan kita sendiri mungkin pernah mengalaminya.

Suka artikel ini? Bagikan :

FacebookGoogle+