Gelar Pahlawan di Hari Pahlawan

O..BAMAlah aku...Selalu ke langit biru
Tinggalkan aku di sini...Biarkan aku nikmati
Belaian mesra mentari....Hangatkan jiwaku ini...

Berita-berita berbagai media baik cetak maupun televisi ramai menyoroti kedatangan Presiden Amerika serikat ke Indonesia. Sampai sekarang ini Pak Liek tidak tahu apakah seharian kemarin berbagai media menyorot terus Mr. Obama dikarenakan seharian kemarin Pak Liek jauh sekali dari yang namanya media. Bagi Pak Liek kunjungan Obama tidaklah penting karena kedatangan Obama ke Indonesia hanya ingin menikmati Bakso.

O..BAMA Pasti Berlalu, karena Pak Liek kali ini tidak akan membahas lebih jauh tentang Mr. Obama the President of USA. Pak Liek kali ini menuliskan tentang yang ada hubungannya dengan tanggal sekarang atau hari ini. Baiklah langsung saja Pak Liek mulai .... Acap Kacarita .....

Seperti tahun-tahun sebelumnya setiap memperingati Hari Pahlawan pada tanggal 10 Nopember, Pemerintah Indonesia selalu menganugerahkan Gelar Pahlawan Nasional. Untuk tahun ini ada sepuluh tokoh yang telah diseleksi untuk memperoleh gelar pahlawan nasional. nantinya dari kesepuluh tokoh tersebut bisa saja semuanya mendapatkan gelar pahlawan nasional, bisa juga hanya satu dua tokoh saja.

Sebenarnya pemberian gelar pahlawan nasional tidak ada yang salah, tapi untuk tahun ini begitu menarik karena ada dua tokoh yang banyak disorot dengan pemberian gelar pahlawan nasional. Yang pertama adalah Mantan Presiden Abdulrahman Wahid yang biasa dipanggil dnegan nama Gusdur dan mantan Presiden Soeharto.

Seperti kita ketahui bersama kedua mantan presiden baik itu Gusdur maupun Soeharto turun dari jabatan Presiden di tengah jalan. Bedanya kalau mantan Presiden Soeharto turun dari jabatannya karena desakan dari seluruh rakyat Indonesia sedangkan Gusdur turun dari jabatan presiden karena keinginannya dan melalui caranya sendiri.

Lebih menarik lagi usulan pemberian gelar pahlawan nasional untuk Gusdur tidak ada polemik sama sekali semua rakyat Indonesia mendukung Gusdur menyandang gelar pahlawan nasional, sedangkan untuk pemberian gelar pahlawan nasional bagi mantan presiden Soeharto memicu polemik. Bagi yang setuju gelar pahlawan untuk Soeharto, mereka berargumen Soeharto dipandang sebagai putra terbaik bangsa yang pernah memimpin dan mempertahankan kesatuan Negara Republik Indonesia. Bagi yang tak setuju berargumen, Soeharto pelanggar HAM berat dan koruptor yang memperkaya diri dan keluarganya.

Sampai saat ini jumlah pahlawan nasional Indonesia tercatat sebanyak 147 pahlawan nasional, lebih banyak dari amerika serikat yang hanya mempunyai sekitar 50-an (kalau gak percaya coba tanya saja pada Mr. Obama mumpung dia ada di Indonesia). Dan untuk tahun-tahun berikutnya mungkin akan bertambah lagi pahlawan nasional Indonesia.

Perlukah gelar pahlawan nasional sampai saat ini, mungkin para pahlawan kita yang telah gugur tidak butuh gelar pahlawan nasional. Yang butuh gelar pahlawan itu adalah para pengagumnya yang masih hidup.

Yang dibutuhkan Indonesia saat ini adalah seseorang yang mempunyai jiwa kepahlawanan. seseorang yang berani berjuang tanpa pamrih dan membela kaum tertindas. Sebenarnya sekarang ini banyak sekali pahlawan, tapi mereka tidak mempunyai jiwa kepahlawan, mereka adalah pahlawan bertopeng dan pahlawan kesiangan.

Sudah sekian dulu cerita Pak Liek kali ini, tapi sebelumnya Pak Liek harus clingak clinguk kiri kanan dulu kalau-kalau ada si jiox alkatro lewat, bisa gawat jadinya nanti malah Pak Liek disuruh menghadap pada tetangganya Yuk Nani si Yuk Tulkiyem suruh bayar hutang kopi pahit tampa susu.

Selama banteng-banteng Indonesia masih mempunyai darah merah
Yang dapat membikin secarik kain putih merah dan putih
Maka selama itu tidak akan kita akan mau menyerah kepada siapapun juga (bung Tomo, 1945)

Suka artikel ini? Bagikan :

FacebookGoogle+