Dampak Sistemik Serangan Fajar

Dampak sistemik serangan fajar benar-benar melanda Pak Liek dalam beberapa hari yang lalu. Tidak hanya Bank Century akibat bailout Bank Century yang bermasalah saja yang bisa terkena dampak sistemik, tapi ternyata Pak Liek juga merasakannya, tapi bukan karena adanya bailout Bank Century, cuman hanya karena beberapa hari menunggu adanya serangan fajar. Sampai Pak Liek bela-belain tidak update postingan dan tidak blogwalking juga.

Padahal kemarin Pak Liek sudah persiapkan baju yang bagus dengan kancing baju yang warna warni jumlahnya lima buah sesuai dengan jumlah calon. Setelah menunggu apa yang ditunggu dan menanti apa yang dinanti dan diharap-harapkan ternyata tidak ada yang muncul satupun untuk melakukan serangan fajar.

Sekarang ini sudah memasuki awal bulan, waktunya untuk bayar utang di warung-warung, tapi berhubung dihubung-hubungkan dengan hubungan dampak sistemik serangan fajar, maka akhirnya Pak Liek mengalami dampak sistemik dalah hal keuangan juga. Bulan ini belum ada yang dapat Pak Liek tarik tunai dana talangannya, buru-buru mau tarik tunai, malah kerampokan iya, belum-belum akhir bulan kemarin Paypal Pak Liek malah dirampok temen $20, tapi tidak apa-apa juga itung-itung buat ivestasi masa depan uang saku lebaran yang semakin dekat.

Akibat dampak sistemik dan juga tidak terjadi adanya serangan fajar, maka Pak Liek harus mengerem sedikit utang Pak Liek di warung Pak RT, warung kopi giras, warung rokok Pak Ajax Amsterdam, dan juga warung kopi John.

Daripada mikirin utang lebih baik Pak Liek cerita waktu coblosan kemarin saja. Biasanya Pak Liek jarang sekali datang memenuhi undangan KPPS untuk datang mencoblos, tapi berhubung pada waktu itu dompet lagi bener-bener kosong, maka menujulah Pak Liek ke TPS sambil mengharapkan kalau-kalau ada makanan di meja panitia pemilihan.

Setelah sampai di TPS ternyata tidak ada makanan ataupun kue sama sekali, oh ya nasib oh nasib perut Pak Liek ini, tapi cukup terhibur juga disana, karena disana sudah nongkrong lebih dulu si Mbah Jan. Kalau yang belum tahu siapa Mbah Jan, silahkan langsung saja kenalan. Jadi lumayanlah ada hiburan sedikit dengan menggojlok Mbah Jan walau Perut Pak Liek terus memberontak minta diisi.

Meski Mbah Jan digojlok ngalor-ngidul sampai elek oleh Pak Liek maupun panitia pemilihan dan orang-orang yang ada di TPS, dia tetep santai saja menanggapinya. Malah tidak ada rasa gentar sekalipun di hatinya walau di TPS ada hansip dan Bapak Polisi kalau-kalau nanti ditangkap, dengan santainya Mbah Jan membakar Istana Presiden.

Karena perut terus memberontak, akhirnya Pak Liek pulang dan untuk meredam gejolak perut yang sudah mulai unjuk rasa lebih baik tidur saja di bangku bawah pohon keres. Sedang pulas-pulasnya tidur tiba-tiba mak bedunduk seorang anggota KPPS membangunkan Pak Liek dan memberikan nasi bungkus plus sebatang rokok. Rejeki memang tak kemana-mana, lumayan untuk sekedar pengganjal perut.

Sudah dulu ceritanya Pak Liek gak tahu soalnya harus nulis apalagi gara-gara dampak sistemik serangan fajar sehingga sampai saat ini tak ada segelas kopi susu pahit tampa gula dan beberapa batang udud GG Surya yang menemani.

Akhir kata, seperti seperti apa yang sering diucapkan oleh Jiox bin Atang Alkatro "Thanks 4 Your Smile"

Suka artikel ini? Bagikan :

FacebookGoogle+