Hak Angket Bulan Suro

Tradisi masyarakat Jawa pada khususnya dan Indonesia pada umumnya dalam menyambut Tahun Baru Jawa atau yang lebih dikenal dengan 1 Suro diisi dengan ritual-ritual yang pada intinya masyarakat bersyukur dan memohon keselamatan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Biasanya selama bulan Suro, masyarakat jawa menyakini bahwa ada pantangan untuk pergi jauh, memulai usaha dagang, mempunyai hajad atau mantu, karena bila dilanggar pantangan tersebut akan mengakibatkan bala bencana atau kesialan.

Tapi tidak demikian dengan Abdul, dalam bulan suro ini, dia malah meminta ke kakeknya untuk disunat, tentu saja membuat kakeknya Abdul marah-marah. Karena tidak diijinkan untuk sunat, maka Abdul mengadu kepada Agus. Maka panas juga hati Agus yang dilapori oleh Abdul "Kakekmu itu sudah gak ngikutin jaman, mesti bulan suro kalau mau sunat masak tidak boleh.

Agus yang sering berita-berita tentang kasus "Cicak Vs Buaya", Prita Mulyasari, dan yang lagi hangat-hangatnya sekarang ini tentang Pansus Hak Angket "Skandal Bank Century" baik dari membaca koran dan melihat televisi. Maka mulailah Agus mengetik surat dukungan Hak Angket yang isinya protes kepada Kakeknya Abdul "Jangan terlalu banyak aturan, orang-orang sekampung protes!".

Setelah mendapat dukungan dengan membubuhkan tanda tangan di Surat Hak Angket termasuk tanda tangan Ketua RT, maka diserahkannya Hak Angket tersebut kepada Kakeknya Abdul. Tetapi bukannya takut atas Hak Angket tersebut, justru Kakeknya Abdul marah-marah terhadap orang sekampung. "Kalian itu tidak tahu apa-apa kok protes-protes segala. Mesti aja Abdul nggak boleh sunat karena Abdul itu sudah sunat. Abdul ingin sunat lagi supaya dapat amplop banyak. Lha kalau mau sunat lagi, tukang sunatnya yang bingung, bagian mana lagi yang mau disunat?".

Oalah dul .... Abdul ...!!!!

Suka artikel ini? Bagikan :

FacebookGoogle+